Terima Kasih Atas Kunjungannya..

Semoga Artikel-artikel ini bermanfaat untuk anda.

Jumat, 04 Maret 2011

Jenghis Khan


Jenghis Khan adalah seorang panglima perang yang sangat terkenal dari Mongolia. Salah satu kebiasaannya adalah selalu meyertakan burung rajawalinya untuk ikut dalam setiap pertempuran.
Suatu kali, setelah selesai melakukan pertempuran yang hebat, Jenghis Khan beristirahat di suatu tepian air terjun kecil bersama dengan burung rajawalinya. Dia sengaja agak meyepi dari serdadunya agar bisa beristirahat.
Tiba-tiba ia mulai merasa haus, lalu ia bangkit berdiri, kemudian membawa pundi tanah liat minumnya untuk mengambil air dari air terjun kecil yang ada di dekatnya. Ketika dia hendak menampung air, tiba-tiba burung rajawalinya menyambar pundi-pundi tersebut hingga terpental. Sang Panglima kaget luar biasa, tidak pernah sang rajawali yang setia menyambar tempat minumannya.
“Ah, mungkin dia sedang bercanda, “ gumamnya dalam hati.
Lalu kembali mengambil air dengan menggunakan pundi yang sudah jatuh tadi. lagi-lagi sang rajawali menyambar dari arah yang berlawanan sehingga pundi tersebut terpental sangat jauh. Jengis Khan yang haus semakin jengkel. Pikirannya ini bukan bercanda lagi , melainkan sudah melecehkan tuannya.
Disertai amarah yang besar, sang panglima akan membunuh burung rajawalinya bila dia kembali mengganggu dirinya. Jenghis Khan pun kembali menampng air untuk yang ke tiga kalinya. Air baru terisi seperempat pundi, tanpa disangka-sangka dari arah belakang tiba-tiba sang rajawali menyambar lagi pundi-pundinya. Serangan yang teramat keras dan tiba-tiba itu, membuat pundi yang dipegang Jenghis Khan terbanting pecah.
Jenghis Khan marah luar biasa, disertai emosi yang meluap-luap diayunkannya pedang perangnya dan ditebaskannya pada burung raawalinya, yang ketika itu masih terbang rendah. Seketika itu pula, sang rajawali pun terkulai lemas dengan kepala yang terpisah dari tubuhnya.
Setelah puas melampiasakan kemarahannya, sang panglima naik ke panggung-tebing tempat dimana sumber mata air-untuk minum, seklaigus melihat-lihat keadaan disekitarnya. Begitu sampai diatas, betapa kagetnya sang panglima karena di mata air tersebut tergeletak bangkai seekor binatang yang sudah membusuk. Dia menjadi sadar, bahwa sejak tadi si burung rajawali telah berusaha memberitahukan dirinya bahwa air yang akan diminum tersebut telah tercemar bangkai binatang.
Lunglailah Jenghis Khan. Tiba-tiba rasa hausnya hilang menatap rajawalinya yang setia telah mati oleh perbuatannya sendiri. Dilepaskannya pakaian perangnya, lalu dibungkuskannya pada tubuh burung rajawalinya, kemudian dikuburkan dengan upacara kemiliteran.
Sebagai panglima, ia bisa mengalahkan ribuan musuh dan menjadi sangat terkenal, namun ia tidak dapat menguasai dan mengalahkan dirinya sendiri. Ini yang sekaligus menjadi peringatan bagi para serdadunya, bahwa sebelum menguasai orang lain, kuasai terlebih dahulu diri sendiri.
Penguasaan diri merupakan aspek yang perlu dilatih sejak dini. Tidak ada aspek kemampuan untuk menguasai diri yang turun dari lagit, melainkan diperoleh dariproses yang panjang dalam pengalaman hidup selama berhubungan dengan orang-orang sekitar. Hikmahnya luar biasa, dalam dalam sebuah kata bijak tertulis, “Siapa yang menguasai diri ibarat mengalahkan sebuah kota. Diri kita ‘bawa-bawa’ saat ini dapat menguasai kita atau kita yang menguasainya, dapat menjadi sahabat atau menjadi lawan. Tergantung pilihan kita untuk menjalani hidup ini.”
(Artikel ini disadur dari Buku Setengah Isi Setengang Kosong-Parlindungan Marpaung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar