Terima Kasih Atas Kunjungannya..

Semoga Artikel-artikel ini bermanfaat untuk anda.

Jumat, 04 Maret 2011

Bakar Jembatan


Julius Caesar adalah komandan perang yang berhasil merebut pantai Brittania kerena strateginya yang cukup unik. Dalam catatan sejarah, tercatat bahwa ketika Caesar berhasil mendaratkan pasukannya pada tengah malam yang dingin, komandan berdiam diri sejenak, sementara pasukannya sibuk merapatkan dan menyembunyikan perahu-perahu yang sudah mereka tumpangi. Mereka berfikir, setelah pertempuran selesai akan kembali lagi kekapal induk dengan menggunakan perahu tersebut. Namun, betapa kagetnya semua pasukan begitu mendengar perintah sang komanadan, “Bakar semua perahu yang sudah kamu daratkan!”.
Sebagai pasukan yang taat kepada komandan, mereka pun denga ragu-ragu akhirnya membakar semua perahu sampai hangus. Akhirnya, semua pasukan bertempur habis-habisan, karena mereka berpikir tidak akan kembali lagi, jadi harus menang atau au bertempur.
Perjalanan menuju sukses kerap kali diwarnai oleh kekhawatiran sehingga terkadang membuat kita cenderung untuk kembali, bahkan mundur dari setiap pergumulan hidup yang selalu dilalui. Hal ini pula yang membuat banyak orang mengalami stagnasi pertumbuhan dalam meraih keberhasilan karena takut tidak berhasil atau karena takut ditolak oleh orang lain.
Jhon C. Maxwell pernah mengatakan “Kekhawatiran akan menghambat tindakan, tiadanya tindakan menuntun pada tidak adanya pengalaman, tiadanya pengalaman menuntun kita pada ketidaktahuan, dan ketidaktahuan akan melahirkan kekhawatiran.”Jadi, ketakutan jika tidak disikapi dengan baik, justru akan melahirkan sejumlah kekhawatiran baru.
Hikmah yang dapat diambil dari cerita ini adalah, jika sudah memulai sesuatu (tentu berdasarkan pertimbangan yang matang) adalah memadamkan semua kemungkinan untuk kembali. Berapa ‘daya tarik’ yang mampu menarik kita untuk kembali adalah keterikatan pikiran dan nostatalgia masa lalu serta fasiklitas yang mungkin masih terkenang dengan segala kemudahannya.
Daya tarik yang demikian membuat pikiran kita yang sedikit banyak akan menciutkan nyali untuk menerima tantangan yang ada di mata kita. Itulah sebabnya, kata-kata yang sering muncul dalam kondisi demikian antara lain: ‘dulu’ atau ’seandainya’.
Ketika perjalanan kita harus mengalami perubahan rute, kembali ke jalan awal merupakan pantangan, kecuali jika mengalami hal-hal yang memang diluar perencanaan dan kekuasaan manusia. Inilah yang pernah dituturkan oleh IsabelMore, “Kehidupan ini ibarat jalan satu arah. Seberapa banyakpun perubahan rute yang anda tempuh, tidak satupun membawa anda kembali. begitu anda mengetahui dan menerima hal itu, kehidupan akan tampak menjadi jauh lebih sederhana.”
Sering kali bila kita ingin memulai suatu usaha atau memulai suatu rencana, selalu ada saja dalam pikiran kita prasangka bahwa bila nanti gagal kita kembali saja dan tidak memulainya lagi, sehingga usaha yang kita lakukan akan sangat tidak masimal dan terkadang jauh di bawah kemampuan kita sebenarnnya. Bakar jembatan yang akan kita buat jalan kembali, hancurkan segala alasan yang akan membuat kita mundur, berperanglah dengan kekuatan dan kemampuan yang besar dalam diri kita. Kalaupun terlalu berat, paling hanya mengubah rute perjalanan saja.
(Disadur dari buku “Setengah Isi Setengah Kosong” buah karya Parlindungan Marpaung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar